Apa itu migrasi aplikasi?
Migrasi aplikasi melibatkan pemindahan aplikasi antar lingkungan—bisa dari lokal ke cloud, atau antar lingkungan cloud yang berbeda.
Apa manfaat migrasi aplikasi ke cloud?
Proses migrasi aplikasi melibatkan perangkat lunak organisasi yang bermigrasi dari satu lingkungan ke lingkungan lainnya. Dalam konteks teknologi cloud, aplikasi dapat dimigrasikan dari server lokal ke cloud atau dari satu cloud ke cloud lainnya. Migrasi aplikasi dapat menjadi bagian dari modernisasi yang lebih besar atau strategi adopsi cloud.
Banyak jenis beban kerja—termasuk aplikasi—yang dapat dimigrasikan ke cloud. Beban kerja yang umumnya dimigrasikan meliputi:
- Windows Server
- SQL Server
- Linux Server
- Database
- Aplikasi web
- Desktop virtual
Ada beberapa macam manfaat dari migrasi aplikasi, di antaranya:
Keamanan yang ditingkatkan. Lingkungan cloud sering dilengkapi dengan kemampuan keamanan bawaan yang secara otomatis di-patch dan diperbarui oleh penyedia layanan. Hal ini memberikan keamanan tambahan kepada organisasi tanpa mengeluarkan biaya waktu dan sumber daya tambahan untuk pemeliharaan keamanan.
Kepatuhan. Industri yang sangat teregulasi—seperti pemerintah, keuangan, dan layanan kesehatan—memiliki persyaratan kepatuhan yang ketat dan terkadang rumit. Beberapa platform cloud ditawarkan dengan kepatuhan khusus untuk membantu beban kerja memenuhi persyaratan tersebut.
Pencadangan dan pemulihan. Apabila terjadi bencana teknologi, dukungan pencadangan dan pemulihan sangat penting agar bisnis dapat kembali berjalan seperti biasa. Banyak penyedia cloud menawarkan kemampuan pencadangan dan pemulihan sekali klik yang dibangun di platformnya.
Skalabilitas dan fleksibilitas. Skala sumber daya cloud dapat dinaikkan atau diturunkan dengan cepat sesuai perubahan kebutuhan organisasi—organisasi hanya membayar sumber daya yang mereka gunakan.
Manajemen yang sederhana. Alat manajemen pusat membantu organisasi melacak aplikasi serta lingkungannya yang berbeda atau hibrid dengan mudah.
Nilai pelanggan dan karyawan. Organisasi dapat memberikan nilai tambah kepada pengguna aplikasi—baik karyawan internal maupun pelanggan eksternal—dengan memigrasikan aplikasi ke cloud. Aplikasi cloud-native memiliki ketersediaan lebih tinggi, tahan terhadap pemadaman, dan dapat dikelola daripada aplikasi lokal.
Penghematan biaya. Migrasi aplikasi dapat menghasilkan penghematan yang cukup signifikan, termasuk biaya pemeliharaan, sumber daya, dan real estat. Selain itu, aplikasi berbasis cloud dapat dioptimalkan untuk mengurangi pengeluaran cloud lebih lanjut.
Langkah dan strategi migrasi aplikasi
Langkah-langkah migrasi aplikasi
Ada tiga langkah dasar untuk memigrasikan aplikasi:
- Perencanaan. Sebelum tindakan migrasi dilakukan, organisasi harus memikirkan masak-masak tujuan dilakukannya migrasi aplikasi—termasuk tujuan bisnis dan TI—dan menentukan strateginya. Ini adalah waktunya untuk menemukan dan menilai aplikasi dan lingkungan yang sudah ada.
- Implementasi. Dalam tahap ini, organisasi membangun keterampilan baru dan mulai memigrasi aplikasinya dengan iterasi. Pendekatan iterasi memberikan organisasi fleksibilitas untuk mengubah ruang lingkup atau strategi proyeknya sesuai kebutuhan.
- Operasi. Migrasi aplikasi bukan sekadar transaksi sekali lalu selesai. Setelah organisasi memigrasikan aplikasinya, mereka dapat menggunakan layanan dan alat platform cloud untuk lebih dapat mengamankan, mengatur, mengelola, dan mengoptimalkan aplikasinya untuk meningkatkan performa dan mengurangi biaya.
Strategi migrasi aplikasi
Keempat strategi ini dibedakan oleh dua hal: pertama, tujuan migrasi organisasi, dan kedua, perlunya perubahan kode pada aplikasi itu sendiri. Strategi migrasi aplikasi ditentukan selama proses perencanaan dan diterapkan selama proses implementasi.
Hosting ulang. Terkadang disebut "angkat dan pindahkan," hosting ulang menekankan kecepatan karena hampir tidak memerlukan perubahan kode. Organisasi mengambil aplikasi dari lingkungan sebelumnya dan memigrasikannya seperti apa adanya ke lingkungan cloud baru.
Replatform. Pendekatan ini ada di antara host ulang dan pemfaktoran ulang. Dengan replatforming, organisasi membuat perubahan kode kecil agar teknologi cloud dapat diterapkan ke aplikasi.
Refactor (atau mengemas ulang). Selangkah lebih maju dari replatform, aplikasi yang difaktorkan ulang yang berpindah ke cloud diubah secara signifikan sehingga menyerupai aplikasi yang dikembangkan secara eksklusif untuk cloud.
Rearchitect. Organisasi mengubah dan menambah fungsionalitas dan kode aplikasi agar dapat diskalakan lebih baik. Mungkin ini pendekatan yang tepat jika organisasi memerlukan skalabilitas cloud.
Jika organisasi memutuskan bahwa fungsionalitas, umur, atau kemampuan aplikasi untuk memenuhi kebutuhan bisnis di masa mendatang terlalu terbatas, ada dua strategi lain yang tersedia:
Membangun ulang(atau menulis ulang). Pembangunan ulang terkadang menjadi opsi yang tepat jika organisasi perlu membangun ulang aplikasi menggunakan solusi cloud. Daripada terus menerus mengubah kode yang mungkin memiliki kelemahan atau batasannya sendiri, membangun kembali memberi organisasi kesempatan untuk memulai dari awal di cloud.
Replace. Mengganti aplikasi dengan solusi siap pakai bisa lebih cepat daripada membangun ulang dan dapat menghemat sumber daya pengembangan yang berharga. Namun, mengganti aplikasi dapat menimbulkan tantangan seperti gangguan pada proses bisnis dan keterbatasan jika ada inisiatif modernisasi di masa mendatang. Aplikasi pengganti mungkin belum dirancang untuk semua skenario dan kasus penggunaan organisasi, dan pengembangnya mungkin tidak memiliki sumber daya untuk mengustomisasi atau memperluas aplikasi seiring berubahnya kebutuhan organisasi.
Kerangka kerja dan tujuan migrasi
Migrasi aplikasi harus mengikuti kerangka kerja tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, Azure Well-Architected Framework memiliki lima pilar arsitektural yang dirancang agar sesuai tujuan modernisasi aplikasi— ini juga dapat digunakan untuk migrasi aplikasi:
- Keandalan: Kemampuan sistem untuk pulih dari kegagalan dan tetap berfungsi.
- Keamanan: Melindungi sistem dari ancaman.
- Optimalisasi biaya: Memaksimalkan nilai dengan mengelola biaya.
- Keunggulan operasi: Proses operasi yang menjaga sistem tetap berjalan dalam produksi.
- Efisiensi performa: Kemampuan sistem untuk beradaptasi dengan perubahan beban.
Tantangan migrasi aplikasi
Migrasi aplikasi menimbulkan beberapa tantangan, tetapi ada cara untuk mengurangi dan mengatasinya. Tantangan paling umum yang dihadapi oleh organisasi yang memigrasikan aplikasinya ke cloud meliputi:
Masalah perencanaan
Sebagian besar tantangan yang dihadapi selama migrasi aplikasi dapat diatasi lebih awal selama perencanaan proyek. Migrasi aplikasi yang berhasil perlu ditentukan cakupan dan tujuannya dan diidentifikasi pemangku kepentingan utamanya.
Masalah data dan teknologi
Organisasi perlu menyiapkan aplikasinya untuk migrasi—data harus berkualitas tinggi dan dependensi teknisnya dipetakan. Organisasi harus menemukan dan menilai aplikasi dan lingkungannya saat merencanakan migrasi.
Masalah pelatihan internal
Migrasi aplikasi tidak hanya memengaruhi aplikasi itu sendiri—migrasi juga berdampak pada orang-orang yang membangun dan menggunakannya. Agar berdampak positif, organisasi harus berinvestasi dalam pengembangan keterampilan dan pelatihan tentang cara menggunakan lingkungan baru di mana aplikasi berada serta alat dan sumber daya baru berbasis cloud.

Alat, layanan, dan sumber daya migrasi aplikasi
Migrasi aplikasi mungkin tampak menakutkan, tetapi organisasi yang ingin memindahkan aplikasi mereka ke cloud tidak perlu melakukannya sendiri. Penyedia cloud dan organisasi mitra spesialis menawarkan banyak alat penilaian, metodologi, dan program yang dirancang untuk membantu organisasi memigrasikan aplikasinya. Misalnya, Microsoft Azure menawarkan sumber daya berikut untuk membantu organisasi mulai melakukan migrasi aplikasi dengan kecepatan sesuai kemampuannya:
Alat dan layanan
Azure Migrate
Azure Migrate adalah dasbor pusat dengan alat khusus untuk membantu Anda merencanakan, melacak, dan menerapkan migrasi aplikasi. Temukan tujuan untuk membangun atau memigrasikan aplikasi, termasuk:
Azure App Service
Buat aplikasi web dan seluler yang siap pakai untuk perusahaan dengan cepat dan mudah untuk platform atau perangkat apa pun.
Azure SQL Database
Bangun aplikasi yang dapat diskalakan dengan SQL terkelola dan cerdas di cloud.
Mesin Virtual Azure
Tingkatkan efisiensi operasional dengan memigrasikan aplikasi kritis bisnis ke infrastruktur Azure.
Azure VMware Solution
Pindahkan atau perluas lingkungan VMware lokal ke Azure.
Sumber daya
E-book: Migrasi dan Modernisasi Cloud dengan Microsoft Azure
Gambaran umum tentang wawasan, strategi, dan tips migrasi dan modernisasi untuk memulai.
Program Migrasi dan Modernisasi Azure
Bantuan ahli, pelatihan teknis, dan sumber referensi yang dapat digunakan perusahaan untuk menyiapkan lingkungan cloudnya dengan penuh keyakinan.
Kerangka Kerja Adopsi Cloud Microsoft untuk Azure
Kumpulan dokumentasi, panduan, praktik terbaik, dan alat yang terbukti yang dirancang untuk mempercepat adopsi cloud.
Alat Kesiapan dan Penilaian Migrasi Strategis (SMART)
Alat penilaian yang membantu organisasi mengukur seberapa siap mereka untuk melakukan migrasi aplikasi ke Azure.
Alat Kesiapan Modernisasi Aplikasi dan Data
Alat penilaian yang membantu organisasi mengevaluasi strategi bisnisnya untuk memodernisasi aplikasi dan datanya.
Solusi: Modernisasi aplikasi dan database
Kumpulan solusi, berita, dan kisah pelanggan tentang modernisasi aplikasi.
Modul pembelajaran: Migrasi dan modernisasi aplikasi dan infrastruktur
Kursus mandiri yang dirancang untuk membantu organisasi mengidentifikasi pendorong dan jalur menuju migrasi dan modernisasi aplikasi.
Microsoft Inside Track
Berita, wawasan, dan studi kasus tentang bagaimana Microsoft telah memodernisasi aplikasi dan infrastrukturnya sendiri dengan cloud hibrid.
FAQ
-
Migrasi aplikasi adalah proses memindahkan aplikasi organisasi dari satu lingkungan ke lingkungan lain, seperti dari lokal ke cloud.
-
Memigrasikan aplikasi ke cloud memberikan banyak manfaat bagi organisasi, termasuk: penghematan biaya, skalabilitas dan fleksibilitas, peningkatan keamanan, kepatuhan terhadap peraturan, pencadangan dan pemulihan, serta manajemen yang sederhana.
-
Terdapat tiga langkah menyeluruh untuk migrasi aplikasi: Perencanaan, implementasi, dan operasi. Perencanaan meliputi penentuan strategi migrasi. Implementasi melibatkan pengembangan keterampilan dan memigrasi aplikasi. Operasi mencakup tata kelola, manajemen, dan pengoptimalan yang sedang berlangsung setelah migrasi.
-
Strategi migrasi aplikasi harus mendukung keseluruhan tujuan migrasi dan modernisasi organisasi. Azure Well-Architected Framework menjabarkan lima pilar yang sesuai dengan tujuan tersebut: keandalan, keamanan, pengoptimalan biaya, keunggulan operasional, dan efisiensi performa.
Ada empat strategi luas, masing-masing dibedakan berdasarkan tingkat perubahan kode yang ingin dibuat organisasi pada aplikasi. Hosting ulang memindahkan aplikasi sebagaimana adanya dari lingkungan yang lama ke yang baru. Pembuatan ulang platform memerlukan beberapa perubahan kode untuk menghubungkan aplikasi ke cloud. Pemfaktoran ulang memerlukan perubahan kode yang signifikan pada aplikasi. Perancangan ulang melibatkan modifikasi yang signifikan pada aplikasi untuk skalabilitas cloud.
-
Tantangan umum migrasi aplikasi meliputi masalah terkait perencanaan, data dan teknologi, serta pelatihan internal. Investasi waktu dan pelatihan untuk mempersiapkan migrasi aplikasi dapat membantu mengurangi dan mengatasi tantangan tersebut.
-
Ada berbagai macam alat dan layanan modernisasi aplikasi yang tersedia tergantung dari kebutuhan organisasi. Misalnya, jika organisasi ingin mengoptimalkan biaya, beroperasi dengan percaya diri, dan mengirimkan fitur lebih cepat dengan memindahkan aplikasi .NET-nya ke cloud, layanan yang dikelola sepenuhnya seperti Azure App Service mungkin cocok.